Kamis, 14 Mei 2015

Kata dolalak konon masyarakat Purworejo mengatakan bahwa kata dolalak berasal dari kata do la la, yaitu ucapan notasi lagu diatonis yang dinyanyikan oleh serdadu – serdadu Belanda dalam tangsi, yang dominan dinyanyikan sambil menari – nari. Ucapan do la la yaitu dari lagu 1 – 6 – 6, oleh orang – orang Purworejo yang dekat dengan tangsi ditirukan menjadi dolalak, termasuk meniru gerakan dan motif busana yang dipakai serdadu Belanda yang akhirnya menjadi kesenian rakyat Purworejo. Asal -Usul kesenian sdolalak konon ditemukan oleh 3 santri yang masih bersaudara yang menirukan gerak yang ditarikan serdadu Belanda. Mereka itu adalah Rejotaruno, Duliyat,dan Ronodimejo. Kira – kira pada tahun 1925 ketiga santi itu bersama masyarakat yang pernah menjadi serdadu Belanda membentuk Kesenian dolalak. Awalnya kesenian dolalak tidak diiringi dengan instrumen musik namun cukup dengan vokal yang dinyanyikan silih berganti oleh para penari secara bergantian. Perkembangan selanjutnya masyarakat mulai menyukai kesenian tersebut, dan selanjutnya tarian dolalak diberi instrumen iringan dengan lagu – lagu tembang jawa dan lagu solawatan. memasuki dasawarsa ke- 5 abad XX kesenian dolalak ditarikan oleh kaum pria dan terbatas wilayah tertentu.Namun memasuki dasawarsa ke- 7 abad XX pertunjukan dolalak sudah boleh ditarikan oleh wanita. Dan penyebaranya sudah meluas sampai seluruh wilayah Purworejo. Dimulai dari desa Kaligoro terus merembes kedaerah Kaligesing dan hampir diseluruh wiyah kecamatan kaligesing timbul kesenian dolalak. Berangkat dari kecamatan Keligesing, kesenian dolalak berkembang masuk sampai kota purworejao dan menjadi tontonan / pertunjukan rakyat kota yang menarik dan sangat digemari oleh penduduk kota Purworejo. Semua lapisan masyarakat se Kabupaten Purworejo menilai bahwa pertunjukan tarian dolalak merupakan pertunjukan rakyat yang sehat. Masyarakat dan pemerintah senantiasa berupaya melestarikan, mengembangkan, meningkatkan, dan menyebarluaskan kesenian dolalak sesuai dan selaras dengan kemajuan jaman. Kesenian dolalak merupakan sarana dan media pengumpulan masa, sekaligus sebagai hiburan yang sehat, murah dan meriah. Iringan instrumen musik adalah beduk, terbang, kendang , kecer, kentongan, pianika / organ. tata busana penari memakai kaos kaki dan topi pet berikut slempang yang sudah dimodifikasi sesuai penari yang dewasa ini sudah tidk ditarikan oleh pria lagi tetapi wanita. Syair lagu menggunakan bahasa indonesia dan jawa yang romantis. Properti penari biasanya kaca mata hitam dan digunnakan penari wanita saat trace / kemasukan / mendem. agar penari tampak cantik dan trendy. penggunaan slendang awalnya hanya di lilitkan pada pinggang namun sekarang sudah menggunakan sampur cendala giri yang diikatkan di depan merupakan alat sabet kana / kiri lazimnya orang menari. Kesenian dolalak merupakan hiburan / tontonan yabg meriah dan senantiasa menjadi kebanggaan masyarakat Purworejo. faktor pendukung dari adanya tarian dolalak wanita adalah baik kalangan pejabat, perangkat, kaya, miskin, agama, umur, pedagang, petani, remaja, pelajar, mahasiswa, laki – laki, wanita sangat menyukai tari dolalak tersebut.
Salam budaya untuk seluruh bangsa.............