Kata dolalak konon masyarakat Purworejo mengatakan bahwa kata dolalak
berasal dari kata do la la, yaitu ucapan notasi lagu diatonis yang
dinyanyikan oleh serdadu – serdadu Belanda dalam tangsi, yang dominan
dinyanyikan sambil menari – nari. Ucapan do la la yaitu dari lagu 1 – 6 –
6, oleh orang – orang Purworejo yang dekat dengan tangsi ditirukan
menjadi dolalak, termasuk meniru gerakan dan motif busana yang dipakai
serdadu Belanda yang akhirnya menjadi kesenian rakyat Purworejo. Asal
-Usul kesenian sdolalak konon ditemukan oleh 3 santri yang masih
bersaudara yang menirukan gerak yang ditarikan serdadu Belanda. Mereka
itu adalah Rejotaruno, Duliyat,dan Ronodimejo. Kira – kira pada tahun
1925 ketiga santi itu bersama masyarakat yang pernah menjadi serdadu
Belanda membentuk Kesenian dolalak. Awalnya kesenian dolalak tidak
diiringi dengan instrumen musik namun cukup dengan vokal yang dinyanyikan
silih berganti oleh para penari secara bergantian. Perkembangan
selanjutnya masyarakat mulai menyukai kesenian tersebut, dan selanjutnya
tarian dolalak diberi instrumen iringan dengan lagu – lagu tembang jawa
dan lagu solawatan. memasuki dasawarsa ke- 5 abad XX kesenian dolalak
ditarikan oleh kaum pria dan terbatas wilayah tertentu.Namun
memasuki dasawarsa ke- 7 abad XX pertunjukan dolalak sudah boleh
ditarikan oleh wanita. Dan penyebaranya sudah meluas sampai seluruh
wilayah Purworejo. Dimulai dari desa Kaligoro terus merembes kedaerah
Kaligesing dan hampir diseluruh wiyah kecamatan kaligesing timbul
kesenian dolalak. Berangkat dari kecamatan Keligesing, kesenian dolalak
berkembang masuk sampai kota purworejao dan menjadi tontonan /
pertunjukan rakyat kota yang menarik dan sangat digemari oleh penduduk
kota Purworejo. Semua lapisan masyarakat se Kabupaten Purworejo menilai
bahwa pertunjukan tarian dolalak merupakan pertunjukan rakyat yang sehat.
Masyarakat dan pemerintah senantiasa berupaya melestarikan,
mengembangkan, meningkatkan, dan menyebarluaskan kesenian dolalak
sesuai dan selaras dengan kemajuan jaman. Kesenian
dolalak merupakan sarana dan media pengumpulan masa, sekaligus sebagai
hiburan yang sehat, murah dan meriah. Iringan instrumen musik adalah
beduk, terbang, kendang , kecer, kentongan, pianika / organ. tata busana
penari memakai kaos kaki dan topi pet berikut slempang yang sudah
dimodifikasi sesuai penari yang dewasa ini sudah tidk ditarikan oleh
pria lagi tetapi wanita. Syair lagu menggunakan bahasa indonesia dan
jawa yang romantis. Properti penari biasanya kaca mata hitam dan
digunnakan penari wanita saat trace / kemasukan / mendem. agar penari
tampak cantik dan trendy. penggunaan slendang awalnya hanya di lilitkan
pada pinggang namun sekarang sudah menggunakan sampur cendala giri yang
diikatkan di depan merupakan alat sabet kana / kiri lazimnya orang
menari. Kesenian dolalak merupakan hiburan / tontonan yabg meriah dan
senantiasa menjadi kebanggaan masyarakat Purworejo. faktor pendukung
dari adanya tarian dolalak wanita adalah baik kalangan pejabat,
perangkat, kaya, miskin, agama, umur, pedagang, petani, remaja, pelajar,
mahasiswa, laki – laki, wanita sangat menyukai tari dolalak tersebut.
Salam budaya untuk seluruh bangsa.............
Salam budaya untuk seluruh bangsa.............